Regresi dan Sebab Akibat
Regresi dan Korelasi
(Gujarati, 2004:22-24)
Artikel Terkait
Meskipun analisis regresi berkaitan dengan ketergantungan dari suatu variabel kepada variabel lain, tidak berarti bahwa hal itu merupakan hubungan sebab akibat (causation). Kendal dan Stuart (M. G. Kendall and A. Stuart, The Advanced Theory of Statistics, Charles Griffin Publishers, New York, 1961, vol. 2, chap. 26, p. 279) mengatakan bahwa ‘Sebuah hubungan statistik, meskipun kuat dan sugestive, akan tetapi tidak pernah dapat membentuk suatu hubungan sebab akibat, karena hubungan sebab akibat berasal dari teori atau sumber lain.
Dalam contoh hasil panen, tidak ada alasan statistik yang mengatakan bahwa hujan tidak tergantung pada hasil panen. Faktanya adalah bahwa hasil panen merupakan variabel yang tergantung pada curah hujan yang bukan merupakan hasil dari analisis statistik. Kita tidak dapat mengontrol curah hujan dengan memberikan variasi pada hasil panen.
Jadi sebuah hubungan statistik tidak dapat dilogika sebagai hubungan sebab akibat. Untuk menggambarkan hubungan sebab akibat (kausalitas), kita harus menggunakan teori terlebih dahulu. Atau contoh lain yaitu bahwa kita mengatakan pengeluaran tergantung dari pendapatan adalah berdasarkan teori ekonomi (bukan pertimbangan statistik). Akan tetapi, analisis regresi juga berdasarkan asumsi bahwa model yang digunakan dalam analisis adalah sebuah model yang benar. Oleh karena itu, arah hubungan sebab akibat tersirat secara implisit dalam bentuk model yang dipostulatkan (postulat: pernyataan yang dianggap benar, sampai ada bukti yang menyatakan bahwa pernyataan itu salah atau aksioma).
Regresi dan Korelasi
Pernyataan yang sering kita dengan adalah bahwa regresi dimengerti dengan kata kunci pengaruh, dan korelasi dimengerti dengan kata kunci hubungan. Pengertian sederhana itu tidaklah salah, akan tetapi, tidak ada salahnya juga kita memahami secara lebih lanjut tentang regresi dan korelasi.
Analisis korelasi berkaitan erat dengan regresi, tetapi secara konsep berbeda dengan analisis regresi. Analisis korelasi adalah mengukur suatu tingkat atau kekuatan hubungan linear antara dua variabel. Koefisien korelasi adalah mengukur kekuatan hubungan linear. Sebagai contoh, kita tertarik untuk menemukan korelasi antara merokok dengan penyakit kanker, berdasarkan penjelasan statistik dan matematika, pada anak sekolah dan mahasiswa (dst). Dalam analisis regresi, kita tidak menggunakan pengukuran tersebut. Analisis regresi mencoba untuk mengestimasi atau memprediksikan nilai rata-rata suatu variabel yang sudah diketahui nilainya, berdasarkan suatu variabel lain yang juga sudah diketahui nilainya. Misalnya, kita ingin mengetahui apakah kita dapat memprediksikan nilai rata-rata ujian statistik berdasarkan nilai hasil ujian matematika.
Regresi dan korelasi mempunyai perbedaan mendasar. Dalam analisis regresi terdapat asimtri pada variabel tergantung dan terkiat yang akan dianalisis. Variabel terikat diasumsikan random atau stokastik, sehingga mempunyai distribusi probabilitas. Variabel penjelas (variabel bebas) diasumsikan mempunyai nilai yang tertentu (dalam sampel tertentu). Sebenarnya sangat dimungkinkan bahwa variabel bebas juga stokastik secara intrinsik, akan tetapi untuk kegunaan analisis regresi, maka kita asumsikan bahwa nilai variabel bebas adalah tertentu (fixed). Nilai-nilai pada variabel bebas adalah sama pada berbagai sampel sehingga tidak random atau tidak stokastik.
Dalam analisis korelasi, kita menggunakan dua variabel yang simetris, sehingga tidak ada perbedaan antara variabel terikat dengan variabel penjelas. Korelasi antara nilai ujian matematika dan ujian statistik (dalam contoh di atas) adalah sama dengan korelasi antara ujian statistik dan ujian matematika. Lebih lanjut, dua variabel tersebut diasumsikan random. Seperti yang telah kita ketahui, bahwa kebanyakan teori korelasi berdasarkan pada asumsi variabel random, di mana kebanyakan teori regresi berdasarkan pada asumsi variabel tergantung stokastik dan variabel bebas adalah tertentu atau non stokastik. Meskipun demikian, dalam analisis yang lebih mendalam, kita dapat mempertimbangkan kembali asumsi bahwa variabel penjelas merupakan non stokastik.
(Gujarati, 2004:22-24)
Artikel Terkait
Cara membaca durbin watson gimana ya?
BalasHapusSilahkan posting di bawah artikel yang sesuai. Terima kasih.
Hapushasil pengujian korelasi sama regresi hasil nya berbeda? itu kenapa?
BalasHapusRegresi dan korelasi memang hal yang berbeda. Terima kasih.
Hapusmas kalau judul skripsiku hubungan keceedasan emosional dna kreativitas mengajar guru dengan prestasi belajar. kalau pakai pendekatan korelasi bukan regresi bisa gak?
BalasHapusKalau hubungan gunakan korelasi. Terima kasih.
HapusPak saya mau tanya kalau misalkan hasil dari korelasi ada hubungan sedangkan hasil regresi menyatakan tidak ada pengaruh itu penyebab nya apa ya? Terus cara mengatasi nya bagaimana ?
BalasHapusDua variabel bisa saja berkorelasi tapi tidak ada kausalitas. Terima kasih.
HapusDalam analisa data penelitian boleh GK memakai dua model regresi dan korelasi?
BalasHapusGK itu apa ya?
HapusGak
HapusTidak ada batasan, tiga atau empat juga boleh jika memang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Terima kasih.
HapusPak, kalau berat badan ibu dengan total kolesterol menggunakan regresi atau korelasi?
BalasHapusMohon maaf kami tidak tahu. Silahkan lihat di rujukan penelitian Anda. Terima kasih.
Hapusmaaf, sebeelumnya saya mau tanya tentang tesis saya menggunakan uji regresi atau korelasi. judulnya pengaruh pijat bayi terhadap perkembangan motorik kasar dan peningkatan berat badan bayi. jadi kira2 untuk perkembangan motorik kasar menggunakan ordinal, apakah bisa saya gunakaan uji korelasi spearman walaupun judulnya pengaruh. selanjutnya seperti itu juga berat badan hasil ukur nya rasio. tapi setelah di uji normalitas, data nya tidak normal. apakah bisa saya menggunakan uji korelasi spearman ? terimakasih sebelumnya pak. mohon pencerahannya
BalasHapusBaik korelasi atau pun regresi, keduanya bisa diaplikasikan pada data normal atau tidak normal. Kami sarankan Anda merujuk ke penelitian terdahulu. Kalau memang menggunakan korelasi, maka untuk data tidak normal atau skala ordinal, bisa menggunakan korelasi Spearman. Terima kasih.
HapusAssalamualaikum, ka saya mau nanya kalau judul penelitian saya kontribusi efikasi diri terhadap minat itu menggunakan korelasi atau regresi ya ka? Terimakasih
BalasHapusSilahkan lihat rujukan penelitian Anda. Terima kasih.
HapusSaya mau nanya, judul saya pengaruh, hipotesis saya pengaruh, tapi saat menguji bolehkah saya menambahkan uji deskriptif, uji korelasi selain dari uji regresi ?? Makasih
BalasHapusSilahkan visit di Forum Diskusi untuk tanya jawab. Terima kasih.
HapusSaya mau tanyak klw judul saya " pengaruh sikap mengajar guru Pai terhadap hasil belajar " pakai rumus apa ?
BalasHapusSilahkan visit Forum Diskusi untuk diskusi lebih leluasa tanpa moderasi. Terima kasih.
Hapuskak mau bertanya, apa bedanya korelasi ganda dan regresi ganda?
BalasHapusMohon baca2 di artikel. Terima kasih.
Hapuskalo uji pengaruh kecepatan angin terhadap hasil tangkapan ikan , itu pake korelasi atau regresi ya kak
BalasHapusPengaruh = regresi, hubungan = korelasi. Sudah ada di naskah. Terima kasih.
HapusLalu apakah kita bisa menggunakan dua variabel yg sama untuk dua analisis regresi dan korelasi? contoh hubungan/pengaruh antara pahra dengan permintaan?
HapusKenapa harus dua analisis. Penelitian tentu ada rancangannya. Terima kasih.
HapusTerima kasih, sangat membantu.
BalasHapusMasama Kak
HapusMaaf apa setiap analisis korelasi itu perlu adanya analisis regresi. Terima kasih
BalasHapusTidak. Tergantung dari rancangan penelitian Anda. Terima kasih.
HapusMaaf pak, jika dalam satu penelitian menggunakan korelasi dan regresi boleh tidak ya?
BalasHapusSama dengan di atas, tergantung rancangan penelitian Anda. Terima kasih.
HapusSaya ingin bertanya. Skripsi saya membahas tentang pengaruh, namun sebelum masuk ke analisis regresi harus dikorelasi terlebih dahulu (untuk uji validitas. Apabila variabel saya positif memiliki pengaruh, akan tetapi tidak memiliki hubungan satu sama lain, apakah hal tersebut salah? Terima kasih
BalasHapusSilahkan baca2 artikel di atas, juga baca artikel tentang uji validitas dan reliabilitas. Terima kasih.
HapusApakah setiap analisis korelasi perlu ada analisis regresi? mohon di jelaskan pak. terimakasih
BalasHapusTidak, tergantung tujuan analisis. Silahkan simak di artikel. Terima kasih.
HapusApakah penelitian korelasi masih membutuhkan uji asumsi? Apabila langsung melakukan uji korelasi apakah akan berpengaruh apabila tanpa uji asumsi pak? Karena saya menemui di artikel ada yang pakai uji asumsi dan ada pula yang tidak. Terima kasih pak.
BalasHapusSetiap metode biasanya ada asumsi, tinggal diikuti saja. Terima kasih.
Hapuspak untuk hipotesis mengenai pengaruh apakah cukup dilakukan analisa regresi saja kah tanpa melakukan analisa korelasi? terima kasih
BalasHapusText book nya regresi untuk pengaruh dan korelasi untuk hubungan. Sebenarnya itu tergantung dari tujuan penelitian Anda. Statistik hanyalah alat untuk membantu pertanyaan penelitian saja. Terima kasih.
HapusKak mau tanya judul saya pengaruh motivasi dan disipli. Kerja terhadap kinerja pegawai, pakai korelasi atau regresi yah?
BalasHapusMetode statistik berkaitan dengan tujuan dari penelitian. Kami sarankan Anda menelaah penelitian terdahulunya. Terima kasih.
HapusPak mau bertanya contoh kongret perbedaan antara korelasi sama regresi seperti apa ya ?
BalasHapusDi artikel sudah ada contohnya kak
HapusPak mau bertanya, hipotesis saya ada pengaruh negatif, dan saya menggunakan uji regresi, bagaimana cara menunjukkan hipotesis saya one tail ketika menggunakan regresi?
BalasHapusKetika menggunakan pengaruh 'negatif' berarti one tail kak. Terima kasih.
HapusMau bertanya lagi pak, untuk di hasil output SPSSnya sendiri, berarti memang tidak ada tercantum 'one tail'nya ya Pak? Kita melihat 'one tail' hanya dari hipotesisnya saja? Terimakasih banyak pak
HapusTergantung yang mana kak. kalau regresi memang tidak ada, tetapi kalau metode lain kadang dikeluarkan yang one tailed.
HapusPermisi pak saya mau bertanya, kalau hipotesis penelitian saya terdapat hubungan positif antara dimensi dimensi job crafting (4 dimensi) dengan keterikatan kerja, lalu saya menggunakan analisis regresi berganda apakah sudah benar?
BalasHapusUntuk metode silahkan merujuk pada referensi Anda dan juga tujuan penelitian Anda. Terima kasih.
HapusApa benar jika beregresi(berpengaruh ) maka pasti berkorelasi (hubungan) ?
BalasHapusIya kak, tapi tidak sebaliknya. Terima kasih.
HapusPermisi pak saya ingin bertanya, kalau judul skripsi pengaruh keterampilan terhadap motivasi kerja karyawan termasuk regresi linier atau regresi non linier? mohon pencerahannya
BalasHapusTergantung asumsi yang dipergunakan Kak. Coba baca2 dulu di referensi penelitian terdahulu. Terima kasih.
HapusIzin bertanya Pak atau Ibu. Judul skripsi saya "pengaruh" Apakah boleh hanya menggunakan analisis regresi saja tanpa korelasi??
BalasHapusKarena dari komentar yang saya baca jika regresi sudah pasti berkorelasi
Maturnuwun.
Jika dengan SPSS, maka output regresi juga menyertakan korelasinya kak. Coba simak di penelitian terdahulunya. Terima kasih.
HapusPak ijin saya mau bertanya.. saya dari kimia dan saya tidak begitu mengerti mengenai statistik.. jika saya punya data seperti ini pak : 5 gelas air gula, setiap gelas memiliki kadar gula bertingkat, kita contohkan gelas pertama sampai kelima kadarnya 10 20 30 40 50 %.. nilai uji rotasi optiknya juga bertingkat misal 2.0 4.0 6.0 8.0 dan 10.0.. sebaiknya saya pakai koefisien korelasi (r) atau determinasi (R2) pak?..
BalasHapusTergantung tujuan penelitian kak. kalau mencari hubungan gunakan korelasi, dan jika data sedikit, sebaiknya menggunakan non parametrik. Terima kasih.
HapusPak saya ada pertanyaan, bagaimana jika dalam analisis regresi linear berganda, variabel Y data interval, lalu variabel X nya 2 jenis data yaitu data interval dan (data ordinal yang dikonversi menjadi interval) apakah data saya normal?
BalasHapus1. Hati2 ketika melakukan konversi dari ordinal ke interval, 2. Silahkan diuji normalitasnya. Terima kasih.
HapusSelamat pagi pak, saya ingin bertanya. Penelitian saya berjudul Efektivitas Media Audiovisual terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan dengan desain one group pre test dan post test. Namun dosen saya meminta perlakuan diberikan hingga tingkat kecemasan hilang. Sehingga skala data var. independen berupa rasio yaitu jumlah perlakuan dan variabel dependennya ordinal (tingkat kecemasan) namun datanya akan sama semua karena diminta hingga kecemasannya hilang/rendah. Jika seperti ini uji apa yang digunakan? Apakah benar menggunakan uji regresi linier untuk melihat pengaruh jumlah perlakuan terhadap tingkat kecemasan akhir?
BalasHapusCoba Anda lihat referensi penelitian terdahulu. Juga baca2 tentang metode penelitian agar dapat dipahami dengan baik sehingga pertanyaan juga terarah. Terima kasih.
HapusSelamat pagi bapak/ibu...ijin bertanya apakah boleh 1 rumusan masalah terdapat dua hipotesis?misalkan rumusn masalahnya apakah terdapat pengaruh motivasi thdp prestasi belajar?hipotesisnya
BalasHapus1. Ha : terdapat pengaruh motivasi thdp prestasi
2. Ha: terdapat hubungan motivasi thdp prestasi
Selanjutnya apakah judul penelitian yg analissnya regresi sederhana dalam rumusan masalah boleh juga mencari hubungan antara var x dg y?misalkan pengaruh x thdp y
Rumusan mslhnya
1. Apakah trdpt pengaruh x dan y?
2. Apakah terdapat hubungan x dan y?
Trimksh atas perhatian dan jwbn bapak/ibu sekalian🙏
Coba buka materi metodologi penelitian kak, biasanya di situ sudah ada. Jika naskah Anda perlu direvisi, ya direvisi saja daripada mencari justifikasi yang nantinya malah akan terlihat aneh. Terima kasih.
Hapuspermisi bapak atau ibu di tempat, untuk skripsi saya berjudul 'PENGARUH E-WOM TERHADAP SIKAP MEREK DAN NIAT BELI' setelah saya baca beberapa komentar sangat cocok jika saya menggunakan regresi, namun disini saya mempunyai variabel intervening, apakah menggunakan regresi saja cukup?, dan kalau boleh saran regresi apa yang pas untuk penelitian saya karena jika saya baca jurnal terdahulu tidak di sebutkan, terima kasih
BalasHapusBisa menggunakan SEM. Tetapi kami sarankan untuk menggunakan jurnal yang ada keterangan metode yang dipergunakan. Satu jurnal sangatlah tidak cukup, biasanya kami sarankan 5 sd 10 jurnal yang dijadikan dasar penelitian Anda. Terima kasih.
Hapus