Uji validitas indikator dilakukan
untuk menguji sejauh mana suatu alat ukur dalam penelitian dapat mengukur apa
yang sebetulnya ingin diukur yaitu meliputi faktor lingkungan, faktor
organisasional, faktor pribadi dan kinerja karyawan. Item pertanyaan dinyatakan
valid jika mempunyai r hitung di atas 0,279 untuk jumlah sampel n sebanyak 50 dan
taraf signifikansi sebesar 5%. Berikut adalah uji validitas dalam penelitian
ini:
Tabel 1 Validitas
Indikator Variabel Faktor Lingkungan
Indikator
|
R Hitung
|
Signifikansi
|
L1
|
.629(**)
|
0,000
|
L2
|
.678(**)
|
0,000
|
L3
|
.444(*)
|
0,001
|
L4
|
.568(**)
|
0,000
|
L5
|
.540(**)
|
0,000
|
L6
|
.159
|
0,271
|
L7
|
.665(**)
|
0,000
|
L8
|
.625(**)
|
0,000
|
L9
|
.735(**)
|
0,000
|
L10
|
.625(**)
|
0,000
|
L11
|
.776(**)
|
0,000
|
L12
|
.760(**)
|
0,000
|
Tabel di atas menunjukkan bahwa
terdapat indikator yang mempunyai R hitung di bawah 0,279 yaitu indikator L6 yaitu
0,159. Indikator tersebut dinyatakan tidak valid karena mempunyai r Hitung <
0,279 dan untuk analisis selanjutnya dikeluarkan dari model penelitian.
Berikut adalah uji validitas untuk
indikator-indikator pada variabel faktor organisasional:
Tabel 2 Validitas
Indikator Variabel Faktor Organisasional
Indikator
|
R hitung
|
Signifikansi
|
O1
|
.834(**)
|
0,000
|
O2
|
.786(**)
|
0,000
|
O3
|
.820(**)
|
0,000
|
O4
|
.066
|
0,649
|
O5
|
.815(**)
|
0,000
|
O6
|
.848(**)
|
0,000
|
Tabel di atas menunjukkan bahwa
terdapat indikator yang mempunyai R hitung di bawah 0,279 adalah indikator O4
yaitu sebesar 0,066. Indikator tersebut dinyatakan tidak valid karena mempunyai
r Hitung < 0,279 dan untuk analisis selanjutnya dikeluarkan dari model
penelitian.
Berikut adalah uji validitas untuk
indikator-indikator pada variabel faktor pribadi:
Tabel 3 Validitas
Indikator Variabel Faktor Pribadi
Indikator
|
R hitung
|
Signifikansi
|
P1
|
.858(**)
|
0,000
|
P2
|
.605(**)
|
0,000
|
P3
|
.803(**)
|
0,000
|
P4
|
.776(**)
|
0,000
|
Tabel di atas menunjukkan bahwa tidak
ada indikator yang mempunyai R hitung di bawah 0,279. Dengan demikian
dinyatakan bahwa keempat indikator yang dipergunakan untuk mengukur variabel faktor
pribadi adalah valid.
Berikut adalah uji validitas untuk
indikator-indikator pada variabel kinerja karyawan:
Tabel 4 Validitas
Indikator Variabel Kinerja
Indikator
|
R hitung
|
Signifikansi
|
K1
|
.691(**)
|
0,000
|
K2
|
.777(**)
|
0,000
|
K3
|
.617(**)
|
0,000
|
K4
|
.675(**)
|
0,000
|
K5
|
.136
|
0,346
|
K6
|
.826(**)
|
0,000
|
K7
|
.827(**)
|
0,000
|
K8
|
.861(**)
|
0,000
|
K9
|
.552(**)
|
0,000
|
K10
|
.759(**)
|
0,000
|
K11
|
.807(**)
|
0,000
|
K12
|
.764(**)
|
0,000
|
Tabel di atas menunjukkan bahwa
terdapat indikator yang mempunyai R hitung di bawah 0,279 adalah indikator K5
yaitu sebesar 0,136. Indikator tersebut dinyatakan tidak valid karena mempunyai
r Hitung < 0,279 dan untuk analisis selanjutnya dikeluarkan dari model
penelitian.
Suatu konstruk atau variabel
dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha lebih besar > 0,6.
Berikut adalah uji reliabilitas dalam penelitian ini tanpa menggunakan
indikator yang dinyatakan tidak valid:
Tabel 5 Uji
Reliabilitas
Variabel
|
Jumlah Item
|
Cronbach
Alpha
|
Keterangan
|
Faktor
Lingkungan (X1)
|
11
|
0,8673
|
Reliabel
|
Faktor
organisasional (X2)
|
5
|
0,8901
|
Reliabel
|
Faktor pribadi
(X3)
|
4
|
0,7622
|
Reliabel
|
Kinerja (Y)
|
11
|
0.9217
|
Reliabel
|
Dari Tabel 5 tampak bahwa semua
variabel mempunyai Cronbach Alpha lebih besar 0,6 sehingga dapat dikatakan
bahwa indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur variabel-variabel pada
penelitian ini adalah reliabel atau tidak mempunyai kecenderungan tertentu.
Uji normalitas
bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, nilai residual mempunyai
distribusi normal atau tidak. Model yang baik adalah model yang memberikan
nilai residual yang memenuhi asumsi normalitas. Pengujian dilakukan dengan
membandingkan distribusi kumulatif dengan distribusi normal. Jika data
terdistribusi ecara normal, maka garis yang akan mendekati garis diagonalnya.
Berikut adalah uji normalitas dalam penelitian ini:
|
Uji Normalitas |
Tampak bahwa garis
yang terdapat pada grafik di atas mendekati garis diagonalnya atau membentuk
sudut 450 dengan sumbu mendatar. Hal tersebut menunjukkan bahwa
nilai residual hasil model regresi memenuhi asumsi normalitas sehingga model
dapat dipergunakan.
Uji multikolinearitas
bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara variabel bebas dalam
model penelitian. Model yang baik adalah model di mana tidak terdapat korelasi
antara variabel bebas dalam penelitian atau diharapkan nilainya kecil. Gejala
multikolinearitas ditandai dengan adanya nilai Variance Inflation Factor (VIF)
di atas 10. Berikut adalah nilai VIF pada model penelitian ini:
Tabel
6 Uji Multikolinearitas
Variabel
|
Collinearity
Statistics
|
Tolerance
|
VIF
|
Faktor lingkungan
|
0,398
|
2,512
|
Faktor organisasional
|
0,325
|
3,072
|
Faktor pribadi
|
0,341
|
2,934
|
Tabel tersebut menunjukkan bahwa
tidak terdapat nilai VIF yang di atas 10. Dengan demikian maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala multikolinearitas dalam persamaan
penelitian ini. Tidak terdapat korelasi yang tinggi antara kedua variabel bebas
dalam penelitian ini sehingga hubungan antara variabel bebas terhadap variabel
terikatnya tidak bias.
Pengujian Heteroskedastisitas
menggunakan grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPRED
dengan nilai residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas
dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot
antara SRESID dan ZPRED di mana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan
sumbu X adalah residual (Y prediksi–Y sesungguhnya). Berikut adalah uji
heteroskedastisitas dalam penelitian ini:
|
Uji Heteroskedastisitas dengan Scatter Plot |
Tampak bahwa titik-titik pada grafik
menyebar secara merata baik di atas sumbu nol maupun di bawah sumbu nol. Tidak
terdapat pola tertentu pada grafik yang menunjukkan bahwa tidak terdapat
gangguan heteroskedastisitas pada model penelitian.
Dengan terpenuhinya
uji asumsi klasik seperti di atas, maka analisis regresi linear berganda layak
dipergunakan dalam penelitian ini karena persyaratan statistik terpenuhi.
Analisis regresi
berganda digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel-variabel bebas
terhadap variabel terikat dalam penelitian ini. Berikut adalah output hasil
perhitungan:
Tabel 7 Analisis Regresi Linear Berganda
Variabel
|
Unstandardized
Coefficients
|
Standardized
Coefficients
|
t
|
Sig.
|
B
|
Std. Error
|
Beta
|
(Constant)
|
39,970
|
11,100
|
|
|
|
Faktor lingkungan
|
0,388
|
0,189
|
0,279
|
2,054
|
0,046
|
Faktor organisasional
|
-0,628
|
0,307
|
-0,307
|
-2,042
|
0,047
|
Faktor pribadi
|
-0,918
|
0,442
|
-0,305
|
-2,076
|
0,043
|
Berdasarkan tabel 7
tersebut maka berikut adalah persamaan regresi yang mencerminkan hubungan
antara variabel-variabel dalam penelitian ini.
Y = 39,970 + 0,388 X1 - 0,628 X2
– 0,918 X3 + e
Keterangan:
Y = Kinerja
X1 = Faktor Lingkungan
X2 = Faktor organisasional
X3 = Faktor pribadi
e = Kesalahan Pengganggu
(residual)
Persamaan di atas
dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
1. Koefisien regresi faktor lingkungan adalah
positif, sehingga jika faktor lingkungan meningkat sedangkan variabel bebas
yang lain tetap, maka kinerja akan meningkat.
2. Koefisien regresi faktor
organisasional adalah negatif, sehingga jika faktor organisasional meningkat,
sedangkan variabel bebas yang lain tetap, maka kinerja akan menurun.
3. Koefisien regresi faktor pribadi adalah
negatif, sehingga jika faktor organisasional meningkat, sedangkan variabel
bebas yang lain tetap, maka kinerja akan menurun
Nilai koefisien
regresi (standardized coefficients) faktor organisasional (-0,307)
secara mutlak lebih tinggi dari pada koefisien regresi pada variabel bebas yang
lain. Hal tersebut menunjukkan bahwa faktor organisasional mempunyai pengaruh
yang paling dominan terhadap kinerja dibandingkan variabel bebas yang lain.
Variabel yang paling tidak dominan adalah faktor lingkungan karena mempunyai
koefisien standardized yang paling
rendah secara mutlak yaitu 0,279.
1.
Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien korelasi
yang dihasilkan dari perhitungan adalah sebesar 0,813. Nilai tersebut berada
pada kategori hubungan tinggi karena terletak antara 0,8 sampai dengan 1.
Tabel 8 Koefisien Determinasi
Model
|
R
|
R Square
|
Adjusted R
Square
|
1
|
.813(a)
|
.662
|
.640
|
Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan (korelasi) yang tinggi antara faktor
lingkungan, faktor organisasional dan faktor pribadi terhadap kinerja.
Koefisien determinasi (Adjusted R2) hasil hitung adalah
sebesar 0,640. Nilai tersebut menunjukkan bahwa faktor lingkungan, faktor
organisasional dan faktor pribadi mampu menjelaskan varians variabel kinerja sebesar
64,0%, di mana sisanya yaitu sebesar 36,0% dijelaskan oleh faktor lain di luar
penelitian ini. Alasan penggunaan adjusted
R Square adalah karena setiap penambahan satu variabel dependen, maka nilai
adjusted R Square dapat naik atau
turun tergantung dari pengaruh variabel tersebut, di mana R Square akan selalu naik setiap adanya penambahan variabel bebas.
2. F Hitung
Berikut adalah
nilai F hitung dan signifikansi dalam penelitian ini:
Tabel 9 F hitung dan Signifikansi
|
Sum of Squares
|
df
|
Mean Square
|
F
|
Sig.
|
Regression
|
1083.148
|
3
|
361.049
|
29.988
|
.000(a)
|
Residual
|
553.832
|
46
|
12.040
|
|
|
Total
|
1636.980
|
49
|
|
|
|
Nilai F hitung pada
tabel di atas adalah sebesar 29,988. Adapun F tabel untuk jumlah sampel
sebanyak 50 dengan 3 variabel bebas pada taraf signifikansi sebesar 0,05 adalah
sebesar 2,79. Tampak bahwa F hitung > F tabel (29,988 > 2,79) sehingga secara
statistik bahwa faktor lingkungan, faktor organisasional dan faktor pribadi
secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja.
3.
Uji Hipotesis
a.
Faktor Lingkungan terhadap Kinerja
Berikut adalah
nilai t hitung dan signifikansi pada penelitian ini:
Tabel 10 T hitung dan
Signifikansi
Variabel
|
t
|
Sig.
|
|
|
(Constant)
|
|
|
|
Faktor lingkungan
|
2,054
|
0,046
|
|
Faktor organisasional
|
-2,042
|
0,047
|
|
Faktor pribadi
|
-2,076
|
0,043
|
|
Nilai t hitung pada
tabel 10 di atas adalah sebesar 2,054. Adapun t tabel untuk jumlah sampel
sebanyak 50 pada taraf signifikansi sebesar 0,05 adalah sebesar 2,011. Dengan
demikian t hitung > t tabel (2,054 > 2,011) sehingga terbukti secara
statistik bahwa faktor lingkungan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja. Dengan demikian hipotesis yang
menyatakan bahwa “Diduga
bahwa ada pengaruh positif yang signifikan lingkungan kerja terhadap kinerja
karyawan” diterima.
b.
Faktor Organisasional terhadap Kinerja
Nilai t hitung pada
tabel 10 di atas adalah sebesar -2,042. Adapun t tabel untuk jumlah sampel
sebanyak 50 pada taraf signifikansi sebesar 0,05 adalah sebesar 2,011. Tampak
bahwa nilai t hitung > + t tabel (-2,043 > + 2,011)
sehingga terbukti secara statistik bahwa faktor organisasional mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa “Diduga bahwa ada pengaruh negatif
yang signifikan faktor organisasional terhadap kinerja karyawan” diterima.
c.
Faktor Pribadi terhadap Kinerja
Nilai t hitung pada
tabel 10 di atas adalah sebesar -2,076. Adapun t tabel untuk jumlah sampel
sebanyak 50 pada taraf signifikansi sebesar 0,05 adalah sebesar 2,011. Tampak
bahwa t hitung > + t tabel (-2,076> + 2,011) sehingga terbukti
secara statistik bahwa faktor pribadi mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja. Dengan demikian
hipotesis yang menyatakan bahwa “Diduga bahwa ada pengaruh negatif yang signifikan faktor pribadi
terhadap kinerja karyawan” diterima.