Abnormal Return dan Cara Menghitungnya

Secara harafiah, abnormal return dapat diartikan sebagai tingkat pengembalian tidak normal. Agak janggal kedengarannya. Abnormal memang berarti tidak normal. Sedangkan return  berarti tingkat pengembalian atas suatu aset yang diinvestasikan. Misalnya kita punya sepetak tanah dengan harga 10 Juta rupiah, bulan depan bernilai 11 juga rupiah, maka ada kenaikan 1 juta rupiah. Agar lebih bersifat umum, maka dinyatakan dalam prosentase, misalnya (1 juta : 10 juta) atau 10% atau 0,1. Maka return dari investasi tanah tersebut adalah 10% selama satu bulan tersebut.

Rumus umumya memang (Pit - Pit-1)/Pit-1. Harga sekarang, dikurangi harga periode sebelumnya, dibagi dengan harga pada periode sebelumnya.

Gambar Simulasi Abnormal Return Saham

Abnormal return dihitung dengan mencari selisih antara return suatu waktu dengan return ekpektasi pada periode itu. Misalnya Anda untung 1 juta, tetapi orang lain yang setipe rata-rata untung 3 juta, maka sebenarnya Anda bisa dianggap rugi 2 juta. Ini untuk memberikan gambaran secara umum kinerja Asset Anda, relatif terhadap yang lainnya. Bila di suatu pasar, seorang pedagang telur mampu mendapatkan untuk 100 rb sementara yang lain mampu untuk 500 rb, maka sebenarnya pedagang tersebut 'rugi' 400 rb karena tidak mampu memaksimalkan potensi yang ada. Sebaliknya, memang kedengarannya agak aneh, jika pedagang tersebut rugi 100 rb pada hari itu (karena satu atau banyak hal), sementara pedagang serupa yang lain rugi 300 rb, maka pedagang tersebut bisa dianggap untung 200 rb.

Itu hanya simulasi, pedagang tradisional di pasar tentunya berbeda dengan perdagangan saham. Saham bisa dibeli dan dijual lagi, tetapi tentunya telur agak sulit untuk diperlakukan seperti saham.

Jadi, kembali ke saham, perhitungan Abnormal Return (AR) adalah ARit = Rit - E(Rit). Abnormal return saham i pada periode t adalah selisih antara Return saham i pada periode t dikurangi dengan Return ekspektasi saham i pada periode t.

Jika Anda sudah mempunyai data AR dalam suatu periode, katakanlah 1 tahun (sekitar 200 data) maka untuk melihat apakah terjadi abnormal return atau tidak dapat digunakan One Sample T Test atau Uji T Sampel Tunggal dengan menggunakan nilai parameter 0. Jika signifikan berarti terdapat abnormal return. Jika T hitung positif maka terjadi abnormal return yang positif, atau investor mengalami keuntungan dan sebaliknya dengan T hitung yang negatif.

Topik yang menarik adalah bagaimana menghitung Return Ekspektasi. Apakah sekedar merata-ratakan Return saham yang lain pada periode t? Atau ada metode lain. Penggunaan rata-rata sering disebut Mean Adjusted Model. Metode yang paling sederhana, tetapi banyak yang beranggapan bahwa itu kurang mewakili return ekspektasi yang ada. Setidaknya ada 3 metode yang sering dipergunakan untuk menghitung Return ekspektasi yaitu (1) Mean Adjusted Model, (2) Market Model dan (3) Market Adjusted Model

Artikel berikut akan membahas satu persatu model tersebut.

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Baca dulu sebelum tulis komentar:

Sebelum menuliskan pertanyaan, mohon disimak tanya jawab yang ada terlebih dahulu. Pertanyaan yang sama atau senada biasanya tidak terjawab. Untuk pengguna Blogger mohon profil diaktifkan agar tidak menjadi dead link. Atau simak dulu di Mengapa Pertanyaan Saya Tidak Dijawab?
Simak juga Channel kami di Statistik TV
Komentar akan kami moderasi dulu sebelum ditampilkan. Aktifkan Akun Google Anda.

Terima kasih.

Artikel Terbaru

Translate

Instagram

Instagram
Gabung Instagram Kami

Artikel Terbaru

Jual Data Laporan Keuangan Perusahaan yang Listing di BEI Tahun 2020

Setiap perusahaan yang telah go public wajib untuk menyerahkan laporan keuangan ke badan otoritas, sebagai salah satu bentuk pertanggungjawa...

Artikel Populer Seminggu Terakhir

Komentar Terbaru

`

Ingin menghubungi kami untuk kerja sama?

Nama

Email *

Pesan *