Kumpulan Humor Statistik (4)

Statistikawan dan Surga

Alkisah, tiga orang sedang mengantri di akhirat, yaitu politikus, pengacara dan statistikawan. Malaikat penjaga surga melihat catatan dan segera menyuruh politikus masuk ke surga. Berikutnya, malaikat tersebut juga membuka pintu surga bagi pengacara. Ketika melihat statistikawan, malaikat menutup pintu surga dan membuka pintu neraka.

Spontan, ahli statistik protes kepada malaikat. Malaikat yang sabar membuka catatan dan berkata,

"Maaf, politikus tadi telah membuat banyak kebijakan yang mensejahterakan rakyat. Demikian juga dengan pengacara tadi yang telah membela orang yang tidak bersalah. Akan tetapi, selama hidupmu di dunia, kamu hanya melakukan perhitungan saja, dan tidak pernah membuat kesimpulan, apalagi berbuat sesuatu!"

Emoticon Lucu

Mahasiswi dan Dosen Statistik

Seorang mahasiswi yang sangat alergi dengan mata kuliah statistik berniat menemui dosen statistik yang masih terbilang relatif muda. Setelah masuk ke ruangan dosen, segera mahasiswi tersebut menggoda dosen dan berkata,

"Pak, saya bersedia melakukan apa saja asalkan saya mendapat nilai A untuk mata kuliah statistik!" Sang dosen menatap dalam-dalam sambil berkata,

"Apa maksud saudari?" Merasa mendapat angin baik, mahasiswi tersebut segera melepas ikat rambutnya sehingga terurai, berjalan dengan seksi dan berlutut di hadapan dosen.

"Saya bersedia melakukan apa saja! Apapun yang Bapak minta!" katanya penuh makna. Dosen menatap lebih dalam sambil menunduk, melepas kaca matanya dan berkata,

"Benar kamu mau melakukan apa saja?" Mahasiswi mengangguk sambil tersenyum. "Tidak ada yang tahu akan hal ini?" Mahasiswi kembali mengangguk dengan puas.

"Baiklah", kata dosen, "maukah kamu...........BELAJAR!!!!!!!"


 2 - 3 = -1

Tiga orang profeor, dalam bidang psikolog, biologi dan statistik sedang santai sambil minum kopi di kantin kampus. Tepat di hadapan mereka, terdapat satu rumah kosong. Suatu saat, dua orang masuk ke dalam rumah tersebut, dan setelah sekitar setengah jam, keluarlah tiga orang dari dalam rumah tersebut. Profesor Psikologi berkata,

"Ah, rupanya persepsi saya tentang jumlah orang yang masuk ke rumah itu salah. Mungkin unconcious state saya yang lebih dominan"

"Ah, itu hanyalah proses biologi sederhana, adanya pertukaran enzim dalam lingkungan yang kondusif akan menciptakan spesies baru," sahut profesor biologi.

"Bicara apa kalian ini?" tukas profesor statistik. "Itu hanya penjumlahan sederhana yang sudah diajarkan di Sekolah Dasar. Jika nanti ada satu orang lagi masuk ke rumah itu, maka tidak ada orang di dalam rumah tersebut!"


Statistik Narapidana

Seorang peneliti baru saja merilis suatu hasil penelitian tentang intelejensi para koruptor di Indonesia. Salah satu hasil kesimpulan penelitian tersebut adalah bahwa rata-rata intelejensi para koruptor tersebut adalah rendah, sehingga mereka terjerumus untuk melakukan tidak tercela tersebut. Dalam satu seminar seorang peserta bertanya,

"Dari mana Anda mendapatkan subjek untuk diteliti?"

"Dari penjara!" jawab sang peneliti mantap.

"Ya jelas saja", sambung penanya, "koruptor yang cerdas dengan intelejensi tinggi tentunya tidak tertangkap!"


Sampel Belum Cukup

Suatu saat di republik tercinta terjadi kasus meninggalnya rakyat jelata karena menderita kelaparan. Spontan terjadi kekacauan di media massa, apalagi tidak lama kemudian terungkap kejadian serupa di berbagai belahan negara. Presiden merasa perlu turun tangan dengan memanggil instansi terkait untuk menganalisis penyebab kejadian tersebut secepatnya.

Waktu berlalu, ternyata kejadian itu semakin banyak terungkap di publik. Sementara itu, laporan perkembangan kasus dari instansi terkait tidak kunjung juga selesai. Sang Presiden sudah mulai gerah dan memanggil segenap instansi terkait.

"Bagaimana ini, laporan belum kunjung juga selesai. Apakah harus menunggu kejadian ini terulang terus menerus???" sergah Presiden.

Salah satu bawahannya berkata,

"Betul Pak, kami merencanakan untuk melakukan analisis parametrik, jadi kami menunggu agar sampelnya terpenuhi. Ya minimal 30-lah!"


ANOVA

Suatu saat, seorang statistikawan junior bertanya kepada rekannya yang sudah lebih berpengalaman dalam hal statistik tentang cara mencari perbedaan rata-rata dari beberapa kelompok.

"Kamu dapat menggunakan Uji ANOVA", jawab rekannya.

"Lho tapikan ANOVA menguji varians, sedangkan yang saya cari adalah perbedaan rata-rata?" tanya si junior.

"Memang betul, tapi dengan mengetahui perbedaan varians terbesar dan terkecil kita dapat memberikan adjustment tentang perbedaan rata-rata yang kamu cari tersebut!"

"Wah, rupanya anda belum paham permasalahan saya", sahut si junior yang membuat rekannya naik pitam.

"Baiklah", sergah sang senior, "Silahkan cari saja perbedaan rata-ratanya. Lalu tempelkan perbedaan rata-rata itu di jidatmu!"

(Rata-ratanya tentulah berbeda, akan tetapi apakah perbedaan itu signifikan secara statistik atau tidak, itu yang menjadi permasalahan)


Statistik Keselamatan

Seorang mahasiswa jurusan statistik pemalas, sedang nongkrong di sebuah jembatan penyeberangan jalan di dekat kampusnya. Dosen walinya yang melihat itu menegur dan berkata:

"Saudara telah ketinggalan mata kuliah banyak sekali, eh.. kok malah nongkrong di sini?"

"Ini saya sedang menerapkan ilmu statistik Pak", sahut mahasiswa membela diri. Lalu melanjutkan perkatannya,"Orang yang melewati jembatan ini, meskipun hanya 2 menit, secara statistik lebih aman dibandingkan yang tidak melewatinya. Ini saya bahkan sekitar 2 jam, jadi tentunya lebih aman!"


Usia Statistik

Seorang anak berumur 7 tahun bertemu dengan anak lain yang keduanya merupakan anak dari pakar statistik.

"Berapa umurmu?" tanyanya

"Aku tidak tahu", jawab temannya.

"Baiklah, aku akan mencoba menebak berapa usiamu. Pernahkah kamu menyesali pekerjaan ayahmu?"

"Belum pernah. Memang mengapa?"

"Kalalu begitu, umurmu pasti 6 tahun!!!"


Surga dan Statistikawan, Lagi

Alkisah, Sang Penjaga Surga sudah mulai lelah dan letih dalam meneliti dan menentukan siapa yang harus masuk surga dan siapa yang masuk neraka. Beberapa penghuni surga yang prihatin dengan hal tersebut menyarankan untuk menggunakan teknik-teknik statistik untuk memudahkan pekerjaan, mengingat penduduk dunia yang sudah mencapai milyaran.

Sang Penjaga surga setuju dengan usulan itu dan berniat menggunakan teknik statistik untuk memudahkan pekerjaannya. Akan tetapi, hari demi hari, bulan demi bulan, niat itu tidak terlaksana juga.

Alih-alih, rupanya Sang Penjaga surga tidak menemukan adanya ahli statistik yang menghuni surga!!!


Tiga Sifat Statistikawan

Konon hanya ada tiga sifat yang dipunyai oleh seorang statistikawan. Malangnya, setiap statistikawan hanya dapat memiliki dua dari sifat tersebut. Tiga sifat tersebut adalah cerdas, jujur dan taat pada penguasa.

Jika seorang statistikawan jujur dan taat pada penguasa, biasanya tidak cerdas.

Jika seorang statistikawan jujur dan cerdas, biasanya tidak taat penguasa.

Dan jika seorang statistikawan cerdas dan taat pada penguasa, biasanya tidak jujur

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Baca dulu sebelum tulis komentar:

Sebelum menuliskan pertanyaan, mohon disimak tanya jawab yang ada terlebih dahulu. Pertanyaan yang sama atau senada biasanya tidak terjawab. Untuk pengguna Blogger mohon profil diaktifkan agar tidak menjadi dead link. Atau simak dulu di Mengapa Pertanyaan Saya Tidak Dijawab?
Simak juga Channel kami di Statistik TV
Komentar akan kami moderasi dulu sebelum ditampilkan. Aktifkan Akun Google Anda.

Terima kasih.

Artikel Terbaru

Translate

Instagram

Instagram
Gabung Instagram Kami

Artikel Terbaru

Jual Data Laporan Keuangan Perusahaan yang Listing di BEI Tahun 2020

Setiap perusahaan yang telah go public wajib untuk menyerahkan laporan keuangan ke badan otoritas, sebagai salah satu bentuk pertanggungjawa...

Artikel Populer Seminggu Terakhir

Komentar Terbaru

`

Ingin menghubungi kami untuk kerja sama?

Nama

Email *

Pesan *