Uji validitas dan reliabilitas dipergunakan untuk melihat apakah suatu rangkaian kuesioner yang akan dipergunakan layak atau tidak dipergunakan sebagai alat untuk mengukur variabel yang ingin diukur. Jika tidak lolos uji validitas dan reliabilitas, maka rangkain kuesioner tersebut tidak dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengukur variabel yang akan diukur.
Salah satu metode uji validitas yang sangat populer adalah dengan Korelasi Pearsong atau seirng juga disebut dengan Produtc Moment. Kita bisa menggunakan alat bantu seperti Program SPSS, tetapi sebenarnya bisa juga menggunakan Microsoft Excel. Berikut adalah simulasi untuk menguji validitas suatu kuesioer dengan Excel.
Gambar 1 Contoh Data Kuesioner
Langkah pertama adalah menjumlahkan skor dari masing-masing responden, dan ditampilkan pada kolom yang paling kanan. Silahkan gunakan menu SUM untuk mencari jumlah. Di contoh menggunakan formula =SUM(B6:E6) untuk responden nomor 1 dan hasilnya adalah 17.
Setelah itu pada Cell B27 kita masukkan rumus untuk mencari korelasi Pearson. Silahkan simak di sini untuk menyimak tentang Korelasi Pearson dengan Excel. Formulanya adalah:
=PEARSON(B6:B25;$F$6:$F$25)
Berarti mencari korelasi antara urutan data dari Cell B6 sampai dengan B25 (X1) dengan urutan data dari Cell F6 sampai dengan F25 (Jumlah). Tanda $ yang mengapit F adalah untuk menjaga agar jika di copas tidak ikut bergeser. Untuk Cell B tidak perlu karena memang akan bergeser ke C, D dan seterusnya.
Gambar 2 Contoh Korelasi Pearson X1 dengan Jumlah
Anda bisa mengcopas formula pada Cell B27 tersebut ke Cell C27 sampai dengan F27 sehingga diperoleh nilai validitas untuk semua butir indikator.
Gambar 3 Nilai R untuk semua Indikator
Tampak bahwa yang valid hanya indikator X4 saja dengan R sebesar 0,446. Jika dilakukan dengan SPSS, maka hasilnya adalah sebagai berikut:
Gambar 4 Output dengan SPSS
Salah satu keunikan dengan Microsoft Excel adalah kita dapat mengedit dengan mudah nilai R. Sebagai contoh, ketika kita salah input untuk jawaban responden 1 untuk indikator X1 yaitu 4 pada yang benar adalah 5, kita tinggal mengganti saja, dan R otomatis akan berubah sendiri. Berbeda dengan SPSS karena kita harus melakuan running ulang setelah ada perubahan data. Jadi lebih enak kan :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Baca dulu sebelum tulis komentar:
Sebelum menuliskan pertanyaan, mohon disimak tanya jawab yang ada terlebih dahulu. Pertanyaan yang sama atau senada biasanya tidak terjawab. Untuk pengguna Blogger mohon profil diaktifkan agar tidak menjadi dead link. Atau simak dulu di Mengapa Pertanyaan Saya Tidak Dijawab?
Simak juga Channel kami di Statistik TV
Komentar akan kami moderasi dulu sebelum ditampilkan. Aktifkan Akun Google Anda.
Terima kasih.