Menghitung Abnormal Return dengan Mean Adjusted Model

Di artikel sebelumnya, kita telah sedikit membahas tentang apa itu Abnormal Return (AR). Kali ini kita akan lebih masuk lagi dengan menggunakan salah satu model yang paling sederhana yaitu Mean Adjusted Model. AR relatif sederhana, hanya mengurangkan actual return dengan return ekspektasi. Di sinilah yang sering menjadi diskusi, return ekspektasi yang seperti apa yang dianggap paling mendekati kondisi pasar yang sebenarnya. Kami sangat menyarankan Anda untuk menelaah lebih lanjut di buku-buku yang lebih detail, misalnya dari Jogiyanto atau yang lain. Di sini kita hanya akan berdiskusi atau bertanya jawab saja karena referensi tentang return ekspektasi sudah relatif cukup banyak beredar. 

Mean Adjusted Model menggunakan nilai rata-rata saja selama periode tertentu untuk dijadikan return ekspektasi atau nilai yang diharapkan. Misalnya Anda ingin melihat apakah ada efek PPKM tanggal 3 Juli 2021 ini terhadap pergerakan harga saham, maka tanggal 3 Juli 2021 adalah periode kejadian yang diteliti. Misalnya Anda mengambil periode jendela, 3 hari sebelum dan 3 hari setelah, lalu keduanya dibandingkan. Jika ada perbedaan AR berarti peristiwa ini memberikan efek yang signifikan terhadap pergerakan harga saham harian.

Gambar Simulasi Pergerakan Harga Saham

Abnormal Return, dihitung dengan mengurangkan nilai return yang ada dengan return ekspektasi. Karena menggunakan Mean Adjusted Model, maka tinggal mengambil nilai rata-rata IHSG saja selama periode tertentu, misalnya 100 hari sebelum periode penelitian. Jika menggunakan sampel seluruh emitem, maka tinggal mencari IHSG 100 hari sebelumnya lalu mencari nilai return dan merata-ratakannya. Inilah yang disebut nilai return ekspektasi berdasarkan Mean Adjusted Model.

Penggunaan model ini memang relatif sederhana, tetapi banyak yang menyatakan bahwa ini kurang mencerminkan kondisi yang sebenarnya. Return ekspekstasi akan lebih mencerminkan keadaan yang sebenarnya jika dihitung dengan Market Model atau Market Adjusted Model. Penggunaan kedua model yang disebut terakhir memang lebih rumit, karena berusaha untuk memotret keadaan yang sebenarnya di perdagangan saham. Menggunakan regresi, untuk mencari Beta. Nanti kita akan bahas lebih detail.

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Baca dulu sebelum tulis komentar:

Sebelum menuliskan pertanyaan, mohon disimak tanya jawab yang ada terlebih dahulu. Pertanyaan yang sama atau senada biasanya tidak terjawab. Untuk pengguna Blogger mohon profil diaktifkan agar tidak menjadi dead link. Atau simak dulu di Mengapa Pertanyaan Saya Tidak Dijawab?
Simak juga Channel kami di Statistik TV
Komentar akan kami moderasi dulu sebelum ditampilkan. Aktifkan Akun Google Anda.

Terima kasih.

Artikel Terbaru

Translate

Instagram

Instagram
Gabung Instagram Kami

Artikel Terbaru

Jual Data Laporan Keuangan Perusahaan yang Listing di BEI Tahun 2020

Setiap perusahaan yang telah go public wajib untuk menyerahkan laporan keuangan ke badan otoritas, sebagai salah satu bentuk pertanggungjawa...

Artikel Populer Seminggu Terakhir

Komentar Terbaru

`

Ingin menghubungi kami untuk kerja sama?

Nama

Email *

Pesan *