Beberapa waktu yang lalu ada topik yang cukup hangat di media, yaitu tentang efikasi vaksin di Indonesia. Artikel ini bukan untuk membahas tentang efikasinya, tetapi lebih kepada bagaimana cara menghitung efikasi tersebut. Perhitungan efikasi tersebut sebenarnya menggunakan metode Chi Square. Mari coba kita simak bersama simulasi data berikut. (HANYA SIMULASI, BUKAN DATA SEBENARNYA)
Dilakukan uji coba vaksin bernama SiVaksin kepada 100 orang sukarelawan dari berbagai kelompok. Perwakilan dari berbagai kelompok ini sangat penting, untuk melihat efektivitas pada berbagai kelompok. Misalnya ada 100 orang sukarelawan, dengan 50 orang diberikan SiVaksin dan 50 orang sisanya diberkan Placebo, yaitu suntikan yang tidak berisi vaksin, atau semacam variabel kontrol.
Setelah itu, semuanya beraktivitas seperti biasa, tentunya dengan menjalankan protokol kesehatan. Setelah beberapa lama, dilakukan evaluasi terhadap kedua kelompok tersebut. Hasilnya ternyata dari 50 orang yang diberi suntikan vaksin ada 12 orang yang positif, sedangkan 38 lainnnya negatif. Sedangkan dari 50 orang yang diberikan placebo (tidak diberikan vaksin) ada 26 orang yang positif dan 24 sisanya negatif. Dari data tersebut bisa ditabulasikan agar lebih jelas sebagai berikut:
Gambar Tabulasi Positif dan Negatif
Bayangkan nilai negatif dan positifnya dibalik (dibalik kolomnya) atau data vaksin dan placebonya yang dibalik, maka diperoleh bahwa tingkat efikasinya adalah sebesar 70,85%. Sederhana ya. Atau jika didetailkan, coba hitung 1 : 3,431 = 0,29146 atau dinyatakan dalam prosentase sebesar 29,146%. Dengan demikian efikasinya adalah 100% - 29,146% = 70,85%. Ini hanya simulasi saja ya bukan data yang sebenarnya. Data yang sebenarnya bisa ribuan atau bahkan puluhan ribu hingga ratusan ribu.
Vaksin Lancar Rakyat Kuat